Tantangan dakwah Islam semakin hari
semakin kompleks,
selain dituntut
untuk memberi jawaban atas masalah-masalah domestik ajaran Islam, juga ditantang
untuk memberikan solusi atas beragam persoalan yang mengemuka akibat pola kehidupan yang
saling terhubung satu sama lain. Saat ini telah terjadi multi krisis
di masyarakat kita, dari krisis akhlak sampai krisi ekonomi, yang dapat
mengakibatkan kemerosotan moral dan dikalangan anak bangsa hingga terjadinya
berbagai macam tindak kriminal. Sungguh membuat miris dan prihatin. Hal ini tentu bertolak
belakang dengan ajaran keagamaan yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang
antar manusia. Namun tidak kita pungkiri banyak factor yang melatarbelakangi
krisis tersebut, terutama factor ekonomi sebagai factor utama penopang roda
kehidupan manusia.
Dalam sudut pandang Islam, hal pertama yang harus kita
perhatikan terhadap apapun dampak krisis global adalah Allah itu bersifat
ar-Razzaq yaitu yang Maha Menyediakan rezeki. Dialah yang menyebabkan harta
kekayaan bertambah atau berkurang. Maka sebagai penyuluh perlu mengoptimalkan
tugas pokok dan fungsinya membangun mental spiritual dan pemberdayaan ekonomi
umat dengan bahasa agama melalui kelompok binaan salah satunya majelis taklim.
Majlis ta’lim sebagai pintu gerbang
pendidikan Islam mau tidak mau harus menghadapi permasalahan yang muncul akibat
dari multi
krisis, dan dampak globalisasi. Majlis Ta’lim
dituntut untuk terus dapat meningkatkan kualitas dirinya agar dapat berperan
lebih besar dalam menjembatani kesenjangan yang terjadi antara kondisi nyata
umat Islam dengan perkembangan dunia yang semakin maju serta menjadi agen
perubahan (agent of change), membawa umat Islam menuju kondisi yang
lebih maju sesuai dengan tujuan da’wah yaitu untuk mencapai masyarakat khairu
ummah.
Berawal dari
kegelisahan atas problematika umat khususnya bidang ekonomi dan keinginan untuk
memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di desa Kembang Kuning
khususnya, maka pada tanggal 2 Februari 2011 dibentuklah
Majelis Taklim Wirausaha (MTW) Al-Jihad
Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Provinsi
Jawa Tengah dibawah binaan Penyuluh Agama Islam Fungsional Kecamatan Cepogo, Drs. Farid Ma'ruf.
Dengan mengkombinasikan metode dakwah dan
wirausaha yang bergerak di bidang usaha pembuatan alat rumah tangga. Diharapkan
MTW AL-Jihad menjadi solusi atas permasalahan ekonomi jamaahnya, sehingga bukan hanya
peningkatan keimanan dan ketaqwaan jamaahnya tetapi Majelis Taklim ini juga
mampu meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarganya.
Majelis Taklim
terdiri dari dua akar kata bahasa Arab majlis
yang berarti tempat duduk sedangkan ta’lim berarti pengajaran. Maka secara
istilah majelis taklim adalah tempat berkumpulnya orang untuk menuntut ilmu (
khususnya ilmu agama ) yang bersifat nonformal jika dilihat dari sistem
pendidikan yang ada di Indonesia.
Wirausaha
berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, gagah berani. Usaha berarti perbuatan untuk mencapai sebuah
tujuan. Jadi wirausaha
adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri untuk menentukan cara
produksi produk baru, memasarkan serta mengatur permodalan operasinya untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.
Adapun yang
dimaksud dengan majlis taklim wirausaha adalah majlis taklim yang berupaya
untuk memberdayakan anggota/jamaahnya dalam bidang ekonomi. Atau singkatnya
mengkombinasikan, memadukan antara dakwah dan wirausaha.
Untuk Majlis Taklim Al jIhad Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
jamaahnya berprofesi sebagai pengrajin alat rumah tangga. Sehingga Majlis Taklim ini mempunyai visi dan misi meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat, meningkatkan modal usaha dan
mengembangkan area pemasaran, menfasilitasi terciptanya jejaring umat juga tentunya meningkatkan pengetahuan keagamaan jamaah.
Adapun kendala yang dihadapi para jamaah dalam mengembangkan usahanya antara lain:
a. Minimnya produk yang dihasilkan karena alat produksi yang masih menggunakan cara tradisional.
b. Faktor letak geografis pegunungan jalan yang terjal dan berliku dan jarak ke kota yang lumayan jauh sehingga area pemasaran terbatas .hal ini mempengaruhi hasil penjualan yang sedikit.
c. Faktor modal / dana yang masih dari minim karena belum ada kerjasama dengan pihak bank atau koperasi sebagai pembantu permasalahan pendanaan, masih tergantung dari kondisi kantong sendiri sehingga pembelian bahan baku juga masih minim dan hal ini mempengaruhi jumlah produksi.
Dengan terbentuknya Majlis Taklim Wirausaha Al-Jihad Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, telah diperoleh keberhasilan antara lain :
a. Terbentuknya wadah untuk peningkatan pemahaman agama.
b. Tali silaturohmi atau komunikasi sesama pengrajin lebih terjaga.
c. Sarana untuk tukar pengalaman dalam pengembangan usaha.
NO
|
ACARA
|
NARASI
|
WAKTU
( menit )
|
Petugas
|
1
|
Pembukaan
|
Baca salam, membaca syahadat, fatihah
|
5
|
MC
|
2
|
Zikir dan tahlil
|
Tawassul, Fatihah, kalimah toyyibah
dan doa
|
20
|
Petugas
|
3
|
Materi
|
Isian materi tentang keagamaan
|
30
|
Penyuluh
|
4
|
Tukar pengalaman
|
Tukar pengalaman tentang peningkatan
kewirausahaan
|
30
|
Ketua Kelompok
|
5
|
Penutup
|
Penentuan waktu dan tempat kegiatan
|
5
|
MC
|