Senin, 07 September 2015

KHUTBAH IDUL ADHA 1436 H.==> ISLAM MENGANJURKAN QURBAN DAN MELARANG KORUPSI





 

Oleh: Drs. Slamet Arifin, M.Ag.

                                                                                 
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ هذَا الْيَوْمَ مِنْ أَعْظَمِ شَعَائِرِاللهِ , اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ , اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحاَبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ , وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ , اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ رَحِمَكُمُ اللهُ , أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَىاللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كَتَابِهِ الْكَرَيْمِرِ : أَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ  ,  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَر ُ كَبِيْرًا , وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا , وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً , لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ .                 
    

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Di kesempatan pagi hari ini  sebagian umat Islam sedang merayakan hari Raya Idul Adha, gemuruh suara takbir, tahmid, tasbih dan tahlil dikumandangkan oleh kaum muslimin dari berbagai jenis, suku, bangsa dan etnik semua mengumandangkan Asma Allah Yang Maha Agung. Semua itu bukan hanya karena bangga dan berpesta pora saja akan tetapi menjadi bukti bahwa dirinya memang benar-benar berbakti, tunduk dan patuh serta bersyukur di hadapan Allah Swt. Yang Maha Agung, Maha Sempurna, Maha Kasih dan Sayang, serta Maha Kuasa.
Di kesempatan ini pula saudara-saudara kita yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, kemarin tanggal 9 Dzulhijjah semuanya berkumpul ditempat yang sama sedang melaksanakan rukun haji yang tidak bisa diganti maupun ditinggalkannya yaitu wukuf di Arofah. Mereka dengan susah payah telah mengorbankan harta, raga dan jiwa serta meninggalkan keluarga yang dicintainya demi memenuhi panggilan Allah itu seraya mengumandangkan kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اَللَّمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ
لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ

“Kami datang hanya memenuhi panggilan-Mu ya Allah, kami datang hanya memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah bagi-Mu dan Engkau-lah Maha Menguasai sesuatu, Tiada sekutu bagi-Mu.”
اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah
Islam adalah agama yang tinggi ( أَلْإِسْلاَمُ يَعْلُوْا وَلاَيُعْلَى عَلَيْهِ)  . Akan tetapi  ketinggian Islam itu akan terobohkan oleh umat Islam itu sendiri ( أَلْإِسْلاَمُ مَهْجُوْبٌ بِالْمُسْلِمِيْنَ ).
Islam adalah Agama Pembebasan dan Pencerahan. Oleh karena itu kita wajib bersyukur bahwa sampai detik ini kita masih menjadi Mukmin, Mengapa? Karena Islam sebagai agama penyempurna atas semua agama yang ada, ini mengandung ajaran yang menempatkan manusia, keadilan sosial kemakmuran dalam posisi yang sentral.
Islam adalah mengajarkan adanya prinsip keseimbangan. Yaitu keseimbangan kewajiban pemenuhan kebutuhan manusia akan: kebutuhan duniawi (hablumminas) dan ukhrawi (hablumminallah). keseimbangan bathiniyah (spiritual)–lahiriyah (material), keseimbangan individu-sosial kemasyarakatan (ekonomi, hukum, politik, demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, kepemimpinan, empati, advokasi sosial).
Islam memberi perhatian tentang pentingnya akhlak. Yaitu kreteria hubungan antara manusia dengan Allah Swt, dengan kitab suci, dengan orang tua, keluarga, tetangga, kerabat, saudara, sesama agama maupun antar agama, lintas etnis, bangsa bahkan lintas budaya.
Begitulah Islam yang amat sempurna, rinci, komprehensif serta universal. Maka pantaslah jika kita diperintah oleh Allah Swt. untuk memeluk Islam secara kaffah, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 208:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin wal Muslimat yang berbahagia.
Marilah kita sejenak merenungi betapa mulia dan sempunanya ajaran Islam yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, mengajarkan berkurban ternak sebagai pendidikan jiwa solidaritas dan keadilan sosial dan melarang pencurian (korupsi) serta perbuatan rusak lainnya.
Allah mengajarkan bagi Umat Islam untuk berkurban dengan binatang ternak, artinya bahwa sifat-sifat kebinatang yang ada pada diri manusia hendaklah kita kurbankan demi kemanusiaan, janganlah sampai sifat kebinatang kita itu justru kita pelihara, kita kembangkan dan kita besar-besarkan yang pada akhirnya akan menjadikan kita memiliki sifat yang rakus, srakah dan suka menyerang sesamanya.
Dalam suasana Hari Raya Idul Qurban tahun ini, marilah kita merenungi bagaimana situasi bangsa dan masyarakat dewasa ini untuk kemudian kita menentukan sikap dan langkah kongkrit “apa” yang harus kita perbuat sebagai umat Islam yang merupakan bagian terbesar dari bangsa yang beragama ini.
Kita sadar bahwa unsur penting agama adalah mengamalkan ajaran agama dengan amalan yang nyata dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan bangsa Indonesia ini. Karena Islam merupkan kekuatan perubahan bagi zamannya.
Kita adalah umat pembentuk dan penentu masa depan bangsa Indonesia, yang berkeadilan sosial, yang bebas dari korupsi sebagai bentuk penjarahan kekayaan negara yang hakikatnya adalah anugerah Allah dan menjadi hak rakyatnya.
Kita sebagai umat yang tidak boleh dikendalikan oleh penguasa yang melanggar dan mengkhianati amanah yang menjadi penipu, penjarah dan pengeruk kekayaan harta rakyat.
Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bahwa: “Pejabat dan penguasa yang baik dan benar adalah yang memiliki sifat jujur (sidiq), cerdas (fathonah), dapat dipercaya (amanah) dan berani mengemukakan kebenaran (tabligh), bukan pejabat yang mengidap krisis akhlak dan tuna kepemimpinan. Pejabat negara dan pemerintah bukanlah alat atau ATM untuk parpolnya, keluarga dan kroni-kroninya, melainkan pengemban dan palayan pemenuhan hak-hak rakyatnya.


اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kita adalah umat yang memiliki keunggulan dan misi untuk memperbaiki kualitas bangsa, sebagaimana firman Allah Swt:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .


Di dalam ayat lain Allah juga menyatakan tentang kesempurnaan manusia di dalam penciptaannya:
۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠

 “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. “ (Isra: 70)
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠

 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 110)

اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah

Dari ayat-ayat di atas sudah cukp jelas, bahwa fungsi dan tugas  kita selaku kaum Muslimin dan Muslimah yang berkaitan dengan diri dan bangsa kita.
Sebagai pribadi, kita berkepentingan untuk berhati-hati dengan diri kita, akhlak baik kita kepada Allah Swt.  Kita jaga shalat dan tadarus pada keluarga kita. Kita bina keluarga kita dengan harta yang halal dan thayyib dengan melalui kerja keras yang penuh kejujuran, jangan bawa harta haram (hasil mencuri, penjarahan, korupsi) ke rumah tangga kita. Tidaklah harta haram itu akan membawa berkah justru akan menjadi racun yang akan mencemari dan merusak kualitas se-isi rumah kita.
Demi waktu, bangsa kita akan mengalami kebangkrutan jika semakin jauh dari ajaran agama dan mendiamkan kemungkaran akibat carut marutnya perpolitikan di Indonesia.
Demi waktu, kekayaan alam yang sangat besar berupa tambang emas, uranium, mineral, batu bara, pasir besi, gas, dan air dijarah oleh kapitalis nasional maupun internasional. Mereka mengurus, menguras, merusak dan memperkosa harta rakyat demi kenikmatannya sendiri.
Di sisi lain semakin maraknya pusat-pusat perbelanjaan besar yang dibiarkan berkembang di berbagai kota maupun desa yang selain menimbulkan budaya konsumtif dan kosumeristik juga berakibat tergusurnya ekonomi rakyat melalui pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional kita.
Lantas timbul pertanyaan pada diri kita: Apa dan bagaimana sikap kita sebagai Mukmin dalam menghadapi situasi bangsa yang sudah berada diujung kebangkrutan dan keruntuhan martabat ini? Jawabannya: kita kembali kepada agama, karena agama adalah nasehat.
Lewat mimbar khutbah Idul Adha ini kita ingatkan selain terhadap diri kita sendiri juga terhadap mereka yang suka hidup bermegah-megahan dalam kemaksiyatan dan korupsi serta tidak peka terhadap rakyat miskin. Allah Swt. Memberi peringatan di dalam surat Al Takatsur:
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ١  حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ ٢  كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣  ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤  كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ ٥  لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ٧  ثُمَّ لَتُسۡ‍َٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ ٨
 “1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 2. sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 5. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 7. dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. 8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”

Rasulullah Muhammad Saw. Juga pernah mengingatkan dalam sebuah Hadits riwayat Imam Turmudzi: Empat hal yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt. sebelum bergerak telapak kakinya yaitu:
1. Untuk apa umurnya dipergunakan
2. Untuk apa ilmunya diamalkan
3. Mengapa merusak jiwa dan badan
4.Bagaimana cara memperoleh dan cara membelanjakan hartanya.

اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin dan Muslimah yang berbahagia
Saatnya kita kembali kepada jalan kebenaran (al Islam) yang mendidik dan memandu kita untuk memperdalam dan mempertajam nurani dan akal budi kita. Dengan ibadah Qurban kita didik untuk peka dan solider terhadap saudara kita yang fakir dan miskin.
Dua pertiga dari daging qurban yang wajib kita bagikan kepada mereka  menunjukkan watak sosial dan solider ajaran Islam. Ajaran qurban dalam Islam mendidik umat untuk tidak egois, tidak bakhil, melainkan mendidik Muslimin dan Muslimat untuk memiliki sifat jiwa kepemimpinan negara yang cerdas dan tajam nurani, akhlak, keilmuan, yang peka dan peduli terhadap nasib sesama.
Jangan serahkan kepercayaan pemimpin bangsa ini ke depan kepada mereka yang hanya pinter retorika, kaya dunia. Bangsa ini ke depan memerlukan sosok pemimpin yang mampu memadukan akhlak, ilmu dan jiwa kepemimpinan yang tegas, sederhana, pemberani dan jujur.
Harus kita hindarkan bangsa ini jatuh di tangan pemimpin yang koruptor, yang pada umumnya adalah kelompok yang terdidik namun tandus dengan akhlak yang mulia. Mereka haus akan harta, memiliki syahwat kekuasaan yang tidak terkendali serta tamak akan dunia.

اَللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ,  اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin dan Muslimah yang dirahmati Allah Swt.
Mari kita bangkitkan kembali sikap optimis, percaya diri, dan keyakinan akan keberhasilan jihat akbar melawan koruptor dengan pro-aktif dan sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam kualitas kehidupan berbangsa maupun bernegara. Yaitu dengan menghadirkan sosok pemimpin yang sejak awal sudah teruji kualitas dan integritas kepemimpinannya, bukan pemimpin karbitan yang dijagokan oleh para cukong-cukong dan calo politik berkolaborasi dengan konglomerat bromocorah. Saatnya Indonesia ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang memenuhi persyaratan utama yaitu: “Pemimpin yang teruji kejujurannya, kesederhanaannya, keberaniannya, kecerdasan ilmunya, serta keshalehan spiritual dan keshalihan sosialnya.
Sebagai penutup, marilah kita lakukan perbaikan atas kondisi bangsa ini dengan cara menaati hukum yang berlaku, menghindari berlomba-lomba dalam kemewahan dan keserakahan.
Akhirnya marilah kita tundukkan wajah kita dengan khusyuk dan tulus untuk bermunajat ke hadirat Allah Swt. memohon ampun atas segala dosa kita, dan memohon perlindungan serta keselamatan keluarga kita, bangsa dan negara kita serta serta keselamatan kehidupan dunia dan akhirat kita.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَ وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , أَقُوْلُ قَوْلِى هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ , رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِ خْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبِقُوْنَابِاْلاِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَاغِلاًّ لِلَّذِيْنَ امَنُوا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ , اَللّهُمَّ اَعِزِّاْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَهْلِكَ اَعْدَا اَدِّيْنِ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, رَبَّنَاهَبْلَنَامِنْ اَزْوَاجِنَاوَذُرِّيِّاتِنَاقُرَّةَ اَعْيُنٍ وَجْعَلْنَالِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا , اَللّهُمَّ اجْعَلْ هذَا اْلبَلَدَا امِنًا وَارْزُقْ اَ‌هْلَهُ حَلاَلاً طَيِّباً, رَبَّناَ اتِناَ فِى الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِناَ عَذَابً النّاَر ِ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى  اْلمُرْ سَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ .                                          
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.