Oleh: Drs. Slamet Arifin, M.Ag.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ هذَا
الْيَوْمَ مِنْ أَعْظَمِ شَعَائِرِاللهِ , اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ
لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ , اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الِهِ وَاَصْحاَبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ , وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ , اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ رَحِمَكُمُ اللهُ ,
أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَىاللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ , قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كَتَابِهِ الْكَرَيْمِرِ : أَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ , اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَر ُ كَبِيْرًا , وَاْلحَمْدُ ِللهِ
كَثِيْرًا , وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً , لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ
اْلحَمْدُ .
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Di kesempatan pagi hari
ini sebagian umat
Islam sedang merayakan hari Raya Idul Adha, gemuruh suara takbir, tahmid,
tasbih dan tahlil dikumandangkan oleh kaum muslimin dari berbagai jenis, suku,
bangsa dan etnik semua mengumandangkan Asma Allah Yang Maha Agung. Semua itu
bukan hanya karena bangga dan berpesta pora saja akan tetapi menjadi bukti
bahwa dirinya memang benar-benar berbakti, tunduk dan patuh serta bersyukur di
hadapan Allah Swt. Yang Maha Agung, Maha Sempurna, Maha Kasih dan Sayang, serta
Maha Kuasa.
Di kesempatan ini
pula saudara-saudara kita yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji,
kemarin tanggal 9 Dzulhijjah semuanya berkumpul ditempat
yang sama sedang melaksanakan rukun haji yang tidak bisa
diganti maupun ditinggalkannya yaitu wukuf di Arofah. Mereka dengan susah payah telah mengorbankan harta, raga dan jiwa serta
meninggalkan keluarga yang dicintainya demi memenuhi panggilan Allah itu seraya
mengumandangkan kalimat talbiyah:
لَبَّيْكَ
اَللَّمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ
لَكَ
وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ
“Kami
datang hanya memenuhi panggilan-Mu ya Allah, kami datang hanya memenuhi
panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah
bagi-Mu dan Engkau-lah Maha Menguasai sesuatu, Tiada sekutu bagi-Mu.”
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Jama’ah Idul Adha
Rahimakumullah
Islam adalah
agama yang tinggi ( أَلْإِسْلاَمُ يَعْلُوْا وَلاَيُعْلَى
عَلَيْهِ)
.
Akan tetapi ketinggian Islam itu akan
terobohkan oleh umat Islam itu sendiri ( أَلْإِسْلاَمُ مَهْجُوْبٌ
بِالْمُسْلِمِيْنَ
).
Islam adalah Agama Pembebasan dan Pencerahan. Oleh karena
itu kita wajib bersyukur bahwa sampai detik ini kita masih menjadi Mukmin,
Mengapa? Karena Islam sebagai agama penyempurna atas semua agama yang ada, ini
mengandung ajaran yang menempatkan manusia, keadilan sosial kemakmuran dalam
posisi yang sentral.
Islam adalah mengajarkan adanya prinsip keseimbangan.
Yaitu keseimbangan kewajiban pemenuhan kebutuhan manusia akan: kebutuhan
duniawi (hablumminas) dan ukhrawi (hablumminallah). keseimbangan bathiniyah
(spiritual)–lahiriyah (material), keseimbangan individu-sosial kemasyarakatan
(ekonomi, hukum, politik, demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, kepemimpinan, empati, advokasi sosial).
Islam memberi perhatian tentang pentingnya akhlak. Yaitu
kreteria hubungan antara manusia dengan Allah Swt, dengan kitab suci, dengan
orang tua, keluarga, tetangga, kerabat, saudara, sesama agama maupun antar
agama, lintas etnis, bangsa bahkan lintas budaya.
Begitulah Islam yang amat sempurna, rinci, komprehensif
serta universal. Maka pantaslah jika kita diperintah oleh Allah Swt. untuk
memeluk Islam secara kaffah, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Al Qur’an
surat Al Baqarah ayat 208:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ
خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin wal Muslimat yang berbahagia.
Marilah kita
sejenak merenungi betapa mulia dan sempunanya ajaran Islam yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, mengajarkan berkurban ternak sebagai
pendidikan jiwa solidaritas dan keadilan sosial dan melarang pencurian
(korupsi) serta perbuatan rusak lainnya.
Allah mengajarkan
bagi Umat Islam untuk berkurban dengan binatang ternak, artinya bahwa
sifat-sifat kebinatang yang ada pada diri manusia hendaklah kita kurbankan demi
kemanusiaan, janganlah sampai sifat kebinatang kita itu justru kita pelihara,
kita kembangkan dan kita besar-besarkan yang pada akhirnya akan menjadikan kita
memiliki sifat yang rakus, srakah dan suka menyerang sesamanya.
Dalam suasana Hari
Raya Idul Qurban tahun ini, marilah kita merenungi bagaimana situasi bangsa dan
masyarakat dewasa ini untuk kemudian kita menentukan sikap dan langkah kongkrit
“apa” yang harus kita perbuat sebagai umat Islam yang merupakan bagian terbesar
dari bangsa yang beragama ini.
Kita sadar bahwa
unsur penting agama adalah mengamalkan ajaran agama dengan amalan yang nyata
dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan bangsa Indonesia ini. Karena Islam
merupkan kekuatan perubahan bagi zamannya.
Kita adalah umat
pembentuk dan penentu masa depan bangsa Indonesia, yang berkeadilan sosial,
yang bebas dari korupsi sebagai bentuk penjarahan kekayaan negara yang
hakikatnya adalah anugerah Allah dan menjadi hak rakyatnya.
Kita sebagai umat
yang tidak boleh dikendalikan oleh penguasa yang melanggar dan mengkhianati
amanah yang menjadi penipu, penjarah dan pengeruk kekayaan harta rakyat.
Rasulullah Saw. mengajarkan
kepada kita bahwa: “Pejabat dan penguasa yang baik dan benar adalah yang
memiliki sifat jujur (sidiq), cerdas (fathonah), dapat dipercaya (amanah) dan
berani mengemukakan kebenaran (tabligh), bukan pejabat yang mengidap krisis
akhlak dan tuna kepemimpinan. Pejabat negara dan pemerintah bukanlah alat atau
ATM untuk parpolnya, keluarga dan kroni-kroninya, melainkan pengemban dan
palayan pemenuhan hak-hak rakyatnya.
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kita adalah umat
yang memiliki keunggulan dan misi untuk memperbaiki kualitas bangsa,
sebagaimana firman Allah Swt:
Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Di dalam ayat lain Allah juga menyatakan tentang
kesempurnaan manusia di dalam penciptaannya:
۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ
وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ
وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠
“Dan
Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
“ (Isra: 70)
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ
أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ
وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا
لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
“Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali
Imran: 110)
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah
Dari ayat-ayat di
atas sudah cukp jelas, bahwa fungsi dan tugas
kita selaku kaum Muslimin dan Muslimah yang berkaitan dengan diri dan
bangsa kita.
Sebagai pribadi, kita berkepentingan untuk berhati-hati
dengan diri kita, akhlak baik kita kepada Allah Swt. Kita jaga shalat dan tadarus pada keluarga
kita. Kita bina keluarga kita dengan harta yang halal dan thayyib dengan
melalui kerja keras yang penuh kejujuran, jangan bawa harta haram (hasil
mencuri, penjarahan, korupsi) ke rumah tangga kita. Tidaklah harta haram itu
akan membawa berkah justru akan menjadi racun yang akan mencemari dan merusak
kualitas se-isi rumah kita.
Demi waktu, bangsa
kita akan mengalami kebangkrutan jika semakin jauh dari ajaran agama dan
mendiamkan kemungkaran akibat carut marutnya perpolitikan di Indonesia.
Demi waktu,
kekayaan alam yang sangat besar berupa tambang emas, uranium, mineral, batu
bara, pasir besi, gas, dan air dijarah oleh kapitalis nasional maupun internasional.
Mereka mengurus, menguras, merusak dan memperkosa harta rakyat demi
kenikmatannya sendiri.
Di sisi lain
semakin maraknya pusat-pusat perbelanjaan besar yang dibiarkan berkembang di
berbagai kota maupun desa yang selain menimbulkan budaya konsumtif dan
kosumeristik juga berakibat tergusurnya ekonomi rakyat melalui pasar-pasar
rakyat atau pasar tradisional kita.
Lantas timbul pertanyaan
pada diri kita: Apa dan bagaimana sikap kita sebagai Mukmin dalam menghadapi
situasi bangsa yang sudah berada diujung kebangkrutan dan keruntuhan martabat
ini? Jawabannya: kita kembali kepada agama, karena agama adalah nasehat.
Lewat mimbar
khutbah Idul Adha ini kita ingatkan selain terhadap diri kita sendiri juga
terhadap mereka yang suka hidup bermegah-megahan dalam kemaksiyatan dan korupsi
serta tidak peka terhadap rakyat miskin. Allah Swt. Memberi peringatan di dalam
surat Al Takatsur:
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
١ حَتَّىٰ
زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ ٢ كَلَّا
سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣ ثُمَّ
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤ كَلَّا
لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ ٥ لَتَرَوُنَّ
ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا
عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ٧ ثُمَّ
لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ ٨
“1.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 2. sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3.
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),4. dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 5. janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 6. niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahiim, 7. dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya
dengan 'ainul yaqin. 8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Rasulullah Muhammad Saw. Juga pernah mengingatkan dalam
sebuah Hadits riwayat Imam Turmudzi: Empat hal yang kelak harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt. sebelum bergerak telapak kakinya yaitu:
1. Untuk apa umurnya dipergunakan
2. Untuk apa ilmunya diamalkan
3. Mengapa merusak jiwa dan badan
4.Bagaimana
cara memperoleh dan cara membelanjakan hartanya.
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin dan Muslimah yang berbahagia
Saatnya kita
kembali kepada jalan kebenaran (al Islam) yang mendidik dan memandu kita untuk
memperdalam dan mempertajam nurani dan akal budi kita. Dengan ibadah Qurban kita
didik untuk peka dan solider terhadap saudara kita yang fakir dan miskin.
Dua pertiga dari
daging qurban yang wajib kita bagikan kepada mereka menunjukkan watak sosial dan solider ajaran
Islam. Ajaran qurban dalam Islam mendidik umat untuk tidak egois, tidak bakhil,
melainkan mendidik Muslimin dan Muslimat untuk memiliki sifat jiwa kepemimpinan
negara yang cerdas dan tajam nurani, akhlak, keilmuan, yang peka dan peduli
terhadap nasib sesama.
Jangan serahkan
kepercayaan pemimpin bangsa ini ke depan kepada mereka yang hanya pinter
retorika, kaya dunia. Bangsa ini ke depan memerlukan sosok pemimpin yang mampu
memadukan akhlak, ilmu dan jiwa kepemimpinan yang tegas, sederhana, pemberani dan
jujur.
Harus kita
hindarkan bangsa ini jatuh di tangan pemimpin yang koruptor, yang pada umumnya
adalah kelompok yang terdidik namun tandus dengan akhlak yang mulia. Mereka
haus akan harta, memiliki syahwat kekuasaan yang tidak terkendali serta tamak akan
dunia.
اَللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ , لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum Muslimin dan
Muslimah yang dirahmati Allah Swt.
Mari kita
bangkitkan kembali sikap optimis, percaya diri, dan keyakinan akan keberhasilan
jihat akbar melawan koruptor dengan pro-aktif dan sungguh-sungguh untuk
melakukan perubahan dalam kualitas kehidupan berbangsa maupun bernegara. Yaitu
dengan menghadirkan sosok pemimpin yang sejak awal sudah teruji kualitas dan
integritas kepemimpinannya, bukan pemimpin karbitan yang dijagokan oleh para
cukong-cukong dan calo politik berkolaborasi dengan konglomerat bromocorah.
Saatnya Indonesia ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang memenuhi persyaratan
utama yaitu: “Pemimpin yang teruji kejujurannya, kesederhanaannya,
keberaniannya, kecerdasan ilmunya, serta keshalehan spiritual dan keshalihan
sosialnya.
Sebagai penutup,
marilah kita lakukan perbaikan atas kondisi bangsa ini dengan cara menaati hukum
yang berlaku, menghindari berlomba-lomba dalam kemewahan dan keserakahan.
Akhirnya marilah
kita tundukkan wajah kita dengan khusyuk dan tulus untuk bermunajat ke hadirat
Allah Swt. memohon ampun atas segala dosa kita, dan memohon perlindungan serta
keselamatan keluarga kita, bangsa dan negara kita serta serta keselamatan
kehidupan dunia dan akhirat kita.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ